Nyantri itu, (ga) Seseru itu Lo!


Cerita pahit manis kehidupan santri|Santri Kece #WritingChallange Bagian 1



Hallo semua sebelumnya aku ingin menyapa kalian karena ini adalah tulisan pertamaku tentang "Nyantri" (Santri Kece #WritingChallange)

Aku adalah lulusan salah satu Pondok Pesantren yang cukup terkenal di Lombok, berpusat di Narmada, Lombok Barat. Yakni Pondok Pesantren Nurul Haramain. Aku masuk pondok sejak usia baru saja menginjak 11 tahun. Aku nyantri selama 6 tahun full mulai dari tahun 2009-2015 dan juga menyelesaikan pengabdian wajib ku satu tahun setelah itu. Saat ini aku sedang melanjutkan pengabdian di tahun ke 5. Jadi aku sangat bisa meyandang sebutan "Santri Sesepuh" (meskipun diatasku lebih banyak lagi yang sudah sepuh hehe)  karena lika-liku dunia pesantren yang asem pait manisnya sudah semua aku lalui.

Baik, mari kita mulai menulis 
Nyantri itu ga Seseru itu Lo! Dari kaca mata seorang Alumni Pesantren yang sudah merasakan bukti nyata manfaat setelah nyantri. Aku akan memulainya dengan bercerita.

Desember 2008
Tahun dimana ini adalah tahun aku dan teman-teman SD harus mulai memikirkan dimana kami akan melanjutkan sekolah. Karena Mei tahun depan kami sudah akan menempun Ujian Nasional (UN) ya dulu UN sangatlah menakutkan bahkan di zamanku masih marak siswa yang tidak lulus dan harus mengulan lagi tahun depan. Selain disibukkan dengan Try Out dan persiapan ujian lainnya, kami juga mulai disibukkan dengan survey sekolah-sekolah. Karena dulu zaman mencari informasi tidak dengan hanya duduk dan memandang layar Hp atau Komputer maka kami harus berkekliling langsung ke satu sekolah ke sekolah lainnya untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan, begitupun dengan aku dan teman-teman. Orang tua kami juga tentu saja sangat sibuk dengan itu.

Akhirnya setelah mendapatkan informasi beberapa sekolah yang akan kami kunjungi tercatatlah beberapa pondok pesantren yang akan kami survey termasuk Pesantren Nurul Haramain. Ya, aku dengan persetujuan orang tua langsung memilih melanjutkan sekolah di Pondok pesantren karena mendapatkan beberapa testimoni dari kakak kelas sewaktu SD bahwa Mondok itu bikin banyak bisa! Berbahsa, Berpidato, Eskul banyak dan lebih serunya punya banyak teman se-NTB bahkan sampai luar provinsi lainnya. Aku yang memang sangat suka berteman tentu saja tidak mau melewatkan itu!

Februari 2009
Setelah Fix akan mendaftar di Nurul Haramain bulan Mei nanti, terbitlah kabar tentang Nurul Haramain akan bubar pada bulan Februari saat itu, dikarenakan bulan februari tahun itu pendiri pondok Nurul Harmain TGH. Djuani Mukhtar meninggal dunia. Kabar itu sampai kepadaku bahwa Nurul Haramain sudah bubar dan pondoknya tidak akan bisa menerima santri lagi, waktu itu aku sangat dilema dan sedih. Secara, pondok yang sebentar lagi akan menjadi kampung keduaku akan bubar dan tidak ada lagi khyalan khayalan seru. Namun belakangan aku tau kabar ini adalah fitnah dari beberapa oknum yang membenci perkembangan pondok, dan pada tahun itu juga sedang ada perpecahan internal pesantren sehingga fitnah-fitnah seperti itu tersebar dengan maraknya.

Aku tetap memilih mendaftar meski kabar itu masih banyak terdengar, namun orang tuaku tetap mengantarkanku dan kami mendapati panitia pendaftaran di pondok dan seleksi dengan rangkaian tes masih lancar dilaksanakan. Akhirnya kabar tersebut hilang seiring berjalannya waktu sampaui akhirnya bukan Juli 2009 aku resmi menyandang predikat "Santri Baru" di Nurul Haramain. Jangan tanya perasanku dihari pertama diantarkan kepondok. Orang tua ku meminjam mobil kerabat untuk mengantarkanku membawa barang-barang, sepeerti kasur, ember dan banyak barang lainnya, aku juga diantarkan sekeluarga besar bahkan jika dimobil itu orang sekampungku bisa ikut mereka pasti ingin sekali ikut. Karena akulah anak bocah pertama yang meninggalkan kampung untuk nyantri, tangis haru dan salam 'tempel'pun terjadi sepanjang hari sebelum sore akkhirnya aku diantarkan ke pesantren.


Suasana Pondok Pesantren Nurul Haramain. Sumber: Doc Resmi @nurulharamainnw


Juli 2009
Malam pertama ketika sudah menyandang predikat santri aku tidak banyak bisa mendeskripsikan perasaanku. Aku hanya bisa menangis sepanjang malam dan baru bisa tertidur jam 3 pagi untuk dibangunkan lagi jam 4 pagi. Mataku sembab namun harus mendengar gedoran kakak-kakak mudabbir yang saat itu membangunkan kami. Tidak ada namanya lanjut tidur kami harus bergegas mengenakan mukenah dan berlari mengantri berwudhu padahal itu baru hari pertama, tapi siapa yang peduli?

Hari-hari berlalu, kami disibukkan dengan pekan perkenalan sekaligus perkenalan semua aturan pondok. Kami diberikan 3 bulan saja untuk mempelajari dan mencerna semuanya termasuk bahasa. Setelah 3 bulan kami wajib mengikuti semua aturan termasuk 24 jam harus bisa ikut memakai bahasa resmi yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab (Bahasa Indonesia adalah pelanggaran apalagi bahasa daerah yang disebut bahasa planet karena tidak banyak yang bahasa daerahnya sama). Pekan perkenalan di pesantrenku juga disebut dengan Khutbatul Arsy dimana banyak sekali rangkai acara selama 3 bulan tersebut yang membuat kita semua benar-benar sibuk poll!! Bahkan rangkaian acara tersebut tidak dibarengi dengan sekolah pagi alias kami libur sekolah selama 3 bulan untuk melakukan semua rangkain acaranya. 

Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) Salah satu rangkain acara Khutbatul Arsy
        Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) Salah satu rangkain acara Khutbatul Arsy  Sumber : Doc Resmi @nurulharamainnw

Tapi percayalah, dibalik badan yang rasanya remuk setelah seharian berkegiatan ada setiap malam dimana air mata membanjiri bantal tidur kami, didalam selimut menangis tanpa suara sampai tidak sadar terlelap, ya itu pengalaman ku sendiri yang meski sudah memasuki bulan ke3 sekalipun masih menangis ingin pulang hahaha. Padahal selama menjadi santri baru aku sering sekali dijenguk orang tua, khususnya mamik  (Sebutan bapak untuk orang Sasak) yang saat itu masih melanjutkan kuliah bolak-balik melewati pondok, jadi hampir setiap hari mampir menengokku. Aku bahkan mendaptkan namaku terpanggil saat acara laporan pertanggung jawaban Organisasi sebagai Santri paling sering dijenguk wkwk. Itu adalah moment sakral dan siapapun yang mempunyai nama yang disebut disana siap-siaplah untuk malu tingkat nasional. Santri wati paling sering melanggar? Santri wati yang paling sering telat kemasjid? yang tidak pernah pake bahasa? atau yang sama sepertiku santri yang paling sering dijenguk? adalah Laporan yang dibacakan didepan seluruh pimpinan dan pembesar pondok, staff ustad ustadzah,  wali santri, selurus santiwati dan beberapa udangan satri lainnya. Intinya apabila namamu dipanggil bersiap-siaplah terkenal dengan predikat itu haha.


Acara Laporan Pertanggung jawaban  Sumber: Doc Resmi @nurulharamainnw


Pekan perkenal akhirnya tiba dipuncak acara yakni Petas Seni, oiya selama pekan perkenalan salah satu kesibukan kami adalah  berlatih utnuk pentas seni akbar. 


Pentas Seni Pondok Pesantren Nurul Haramain Sumber: Doc Resmi @nurulharamainnsw


Petas seni disaksikan seluruh santri dan walinya, tamu undangan dengan peserta dan panitianya berjumlah sampai ribuah, ini yang membuat petas akbar ini sangat amat harus keren, karena alumni pondok juga berdatangan selain itu juga menjadi ajang silaturrahmi mereka (Setidaknya itu yang kami rasakan setelah menjadi alumni).



Oktober 2009


Setelah usai pekan perkenalan saat itulah hari-hari mulai kelam wkwk. Peraturan di teggakkan, sekali tidak memakai bahsa resmi kamu akan menemukan betismu dipecut setiap malam mahkamah, malam pengadilan diamana yang tidak piket kelas & kamar, tidak buang sampah dan memakai bahasa daerah di adili, tidak hanya itu yang telat satu detik menuju masjidpun ikut diadili, setiap dapertemen memiliki buku pusaka masing-masing yang memuat nama-nama kami yang melanggar, dengan buku pusaka itu malam mahkamah dapat terlaksanakan. Tidak ada yang mudah melewati bulan-bulan  ini selain dengan menaati semua aturan dan berusaha tidak berbicara jika tida tau bahsa resmi, karena keceplosanpun akan salah, jadi jangan sampai melanggar jika tidak ingin tertangkap mata-mata, ya istilahnya 'spy' mereka adalah orang-orang yang ditugaskan memata-matai kami siapa yang tidak memakai bahasa, buang sampah sembarangn, makan dan minum berdiri, membuang nasi dll. 

Nah pertanyaannya dari mana si Spy ini berasal? Mereka berasal dari orang-orang yang telah diadili dimahkamah, malam-malam ketika mereka dihabisi (kadang dipecut ditangan atau dibetis dan banyak lagi hukuman pengadilan lainnya seperti memakai kalung dari kardus bertuliskan apa yang dilanggar, atau memakai jilbab dengan warna cemerlang secerah masa depan saya wkwk, yang menyilaukan mata disebut jilbab pelanggaran dll) mereka juga akan mendapatkan tugas kembali menjadi spy, dimana mereka harus alias wajib! menemukan orang yang melanggar di bagian yang mereka langgar bagaimanapun caranya. Misalkan kamu masuk mahkamah karena kamu membuang sampah sembarangan, maka kamua akan diadili oleh bagian atau depertemen kebersihan, nanti kemudian kamu harus menjadi spy untuk semua pelanggaran dari depertemen tersebut, begitu juga dengan depertemen bahasa, pengajaraan, keamanaan dll.

Desember 2009
Sebenarnya aku tidak terlalu yakin tepatnya bulan apa, jadi aku kira-kirakan aja itu bulan desember, kejadian ini adalah kejadian yang gaakan pernah aku lupakan, seumur hidup sampai akhir khayat! Dimana kami semua satri baru MTs maupun MA dipanggil semua pada malam mahkamah. Alamatlah kami akan segera diadili untuk sebuaah kesalahan besar karena tidak biasnya semua anggkatan dipanggil begini. 


Kejadian seperti apakah itu? pengadilan malam mahkamah seperti apa yang kami dapatkan? Nantikan Bagian dua dari cerita ini ya, karena cerita ini sudah saatnya untuk Bersambung...

Terima kasih sudah membaca, see you soon. Semoga segera terbit sambungannya hahaha. Kalo penasaran coba tebak-tebak di komentar tapi kalo kamu yang baca ini alumni Harmain juga coba deh ditebak dimasa-masa itu ada apa?

okedeh bye dulu yaaa...


Komentar