#30DaysWritingChallenge ABOUT ME

 

Namaku Baiq Ratu Nurwahidah Vazira (22 tahun). Baiq adalah marga asli orang Sasak, jadi asalku sangat bisa ditebak dari pulau mana. Aku adalah seorang pengabdi di sebuah Lembaga pendidikan milik pondok pesantren Nurul Haramain. Masa kecilku dihabiskan dipesantren, sejak Mamik (panggilan bapak di Lombok) memutuskan untuk menyekolahkanku di pesantren setelah lulus SD aku resmi diproyeksikan menjadi anak super mandiri. Pengabdianku sudah berjalan kurang lebih 5 tahun, jika ditotalkan aku sudah menghabiskan 11 tahun, yang artinya setengah dari hidupku di Nurul Haramain dan hingga saat ini aku selalu bersyukur akan itu.

                                        

Hidup sebagai anak pertama, perempuan dan di besarkan langsung jauh dari orang tua memiliki kesan motivasi yang tinggi terhadap semua keseharianku. Dididik dan dibesarkan dipesantren membuatku mengenal hampir sepenuhnya diriku dimulai dari pesantren. Kepribadian, sifat dan bahkan makanan favorit ku semua aku ketahui sejak dipesantren. Bukan berarti masa kecilku dan masa 6 tahun waktu SD terlupakan begitu saja, namun waktu SD aku belum mengerti bagaimana mengenal diriku saat itu, yang aku tau sejak SD aku suka berpetualangan, berangkat sekolah jam 7 (pagi) dan pulang sekolah jam 6 (sore) karena berkeliling menangkap ikan, menyusuri sungai, sawah, dan berkemah setengah hari membawa bekal. Orangtuaku tidak pernah melarangku.






Dipesantren aku mengenal diriku orang yang lumayan tekun belajar pelajaran Bahasa arab dan sejenisnya namun begitu sangat cepat menyerah ketika di hadapkan dengan pelajaran logika, menghitung dan sebagainya. Aku juga suka menulis juga membaca puisi, waktu itu salah satu penulis puisi terkenal, Lintang Sugianto datang mengunjungi pesantren membawakan puisinya, aku semankin berkhayal ingin memenuhi setiap hariku dengan puisi dan kata-kata indah. Aku sangat suka berkhayal, lalu menulis khayalanku.

Pelajaran mengarang dan menghafal adalah pelajaran favorite ku,  tak bisa dipungkiri aku bahkan sangat sering mendzholimi kertas ujian matematikaku dengan mengarang bebas dan menggambar apapun yangku mau. Tidak mengagetkan nilai matematikaku tidak pernah diatas rata-rata. Aku tidak bangga, dan aku juga tidak menyesal karena aku akan pingsan memaksa takku menghitung, jadi kubiarkan itu menjadi identidas diriku.

Lika-liku hidup dipesantren tidak bisa ku jabarkann disini namun hal tersebut sukses membuatku menjadi sosok yang tahan banting, yah walaupun aku terkenal dengan wanita pemilik air mata dangkal, yang cepat sekali menangis namun diluar itu aku percaya sekali, aku sangat kuat. Setelah lulus dari Pesantren selama 6 tahun, aku mengabdikan diri di pesantren. Dikirim ke Lembah madani nan jauh di dalam hutan untuk mulai melaksanakan pengabdian. Tempat pengabdian dengan segala keterbatasan, kami sering berangkat kesungai setelah subuh jika mesin air kami rusak, kami pernah memask terong hingga sebulan penuh karena kami suka dan kami berhemat, kami juga tidak selalu bisa mengakses internet, dan hanya kartu-kartu tertentu yang bisa kami gunakan. Namun kami bertahan bahkan sangat menikmatinya hingga saat ini sudah banyak kemajuan yang ada.

Setelah melaksanakan pengabdian tahun pertama aku mengirim diriku ke luar pulau. Orangtuaku berkali-kali menanyaiku tentang kesiapanku, tentang tidak ada siapa-siapa disana, tentang aku yang baru saja lulus SMA, tentang aku yang masih cengeng di mata mereka. Aku tetap berangkat dengan tekad, sendiri menyurusi ujung barat pulau jawa. Ketangguhan dan kemandirianku benar-benar diuji ketika aku memutuskan untuk tinggal dipulau lain. Lagi, sekali lagi 6 tahun di pesantren menyelamatkanku dari setiap masalah. Aku Kembali ke Lombok setelah menyelesaikan satu tahun sekolah.

Sekarang aku adalah seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mataram (UNRAM), yang sudah membuka 8 kampung binaan bersama teman teman. Selain tetap mengabdi dan mengajar di Lembah Madani, berkuliah di UNRAM, aku dan teman teman rutin membagi hari mengajar disetiap plosok Lombok yang kami rasa kurang dalam hal pendidikan juga ekonomi. Kami sudah sukses mengadakan banyak kegiatan volunteer dengan dibantu berbagai donator baik hati. Setiap tahunnya kami juga mendapatkan tidak kurang dari 10 ekor hewan qurban untuk rutin dibagikan ke kampung binaan, memiliki beras dan sembako setiap bulan untuk lansia yang membutuhkan dan banyak program lainnya yang aku sangat menyukai dalam melakukannya.




Jadi jika orang-orang memintaku mendiskripsikan diriku dengan singkat, aku sangat bingung, karena banyak hal dalam hidupku yang terlalu banyak aku sukai dan aku cintai. Tapi setidkanya aku tau apa yang paling aku sukai ‘Tantangan’ melepas diri dari Zona nyaman dan bergabung dalam kehidupan orang yang penuh perjuangan adalah bagian dari diriku. Itu adalah salah satu alasanku masih berada di pesantrenku tercinta. Pesantren yang terus hingga saat ini menebarkan manfaat untuk sesama, Nurul Haramain adalah aku.

Terlalu banyak 'Tentang Aku' yang belum sempatku jelaskan. Mungkin lain kali termasuk tentang sejarah marga 'Baiq' dan pasangannya 'Lalu' nanti akan ada ceritanya. Semoga 'Tentang Aku' bisa jadi bahan bacaan untuk mengenal 'Tentang Kamu', tetnag kalian yang susah menjelaskan dirikalian.


Be you! Be the beautiful of you!

 

Komentar

  1. Huhuuu ayok nulis lagi kak atuuuu 😍

    BalasHapus
  2. next minπŸ‘πŸ‘πŸ‘Œ
    mantap

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum Ukhti cantik baik hatinyaa, semangettt hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumussalam hallo kak heni. Terimakasih sudah mampir di blog ku hehe

      Hapus

Posting Komentar