#30DaysWritingChallenge

MY PARENT

 

Di ‘Tentang Aku’ yang beberapa hari lalu sudah aku tuliskan, aku mengenalkan sebagian tentang kedua orang tuaku yang selalu mendukung setiap kemauan anak-anaknya. Kali ini aku akan menceritakan lebih detail tentang mereka. Mamaik (panggilan bapak di Sasak) adalah sosok yang selalu mengajariku betapa pentingnya pendidikan dan kita mau tidak mau harus memperjuangkannya dengan tangguh, lalu ibuku adalah manusia tersabar yang mrngajariku bagaiamana memiliki berlipat-lipat kesabaran dalam diri.

Orangtuaku memiliki cita-cita yang tinggi terhadap kehidupan anak-anaknya. Mereka dengan tekad yang kuat dan berani menyekolahkanku jauh dari rumah sejak umur 10 tahun. Anak lulusan SD yang masih belum paham bagaimana hidup sendiri sudah dipaksa untuk mampu memikirkan segala keputusan dengan mandiri. 6 tahun aku dipondok, 6 tahun pula aku tidak memiliki gambaran bagaimana keseharian mereka memperjuangkan sekolahku. Terlebih bagi mereka aku masihlan anak ingusan. Beberapa bulan setelah aku lulus dari pesantren aku baru mengetahu banyak cerita termasuk betapa setiap malam mamik, seorang lelaki tangguh itu menangis menjelang tidurnya memikirkan anaknya apa sudah tidur? Apa sudah makan? Aku menangis mendengar ibuku menceritakannya.

Belum lagi beliau, aku baru sadar ternyata sebutan ‘air mata dangkal’ untuk diriku adalah datang dari ibuku yang penyabar. Ibuku selalu mengingatku disetiap waktunya. Saat itu ketikabebrapa kali dia memasak makanan yang aku suka dia tidak tega memakannya, dia Kembali memikirkanku hingga menangis, apakah laukku di pesantren bisa seenak itu? Apakah aku bisa enak makan disana? Tapi itu semua mereka pendam hingga aku lulus dari pesantren. Aku sungguh mencintai mereka

Ditahun ke-4 selama aku dipanstren keluargaku diuji banyak sekali ujian. Mulai dari usaha orang tuaku yang jatuh, penipuan dari keluarga sendiri dan sebagainya. Masa-masa itu aku sering sekali tidak bisa masuk kelas ketika ujian semester karena belum melunasi SPP. Setiap yang belum membayar harus melapor dan memiliki kartu ‘special’ yang berbeda dari kartu lainya. Aku memang sangat malu ketika teman-temanku mengetahui aku masuk kelas ujian dengan kartu special tersebut tapi aku selalu melakukan yang terbaik disaat ujian. Aku pernah ceritakan di tulisan ‘A Memory’ bahwa aku tidak pernah mengecewakan orang tuaku dalam hal itu. Aku termasuk anak yang selalu memiliki nilai yang memuaskan, setidaknya begitu.

Ditahun ke-4 itu pula, ibuku sudah mulai bercerita banyak hal padauku, mulai dari ceramah tentang kesabaran hingga bercerita tentang bagaiamana mereka dirumah setiap malam harus memikirkan bagaimana membeli beras untuk makan esok hari. Sejak kecil keluargaku hidup berkecukupan, setidaknya aku tidak pernah mendengar cerita seperti yang beliau ceritakan saat itu. Sangat memilukan ketika tau keluargaku sedang tidak baik-baik saja dan aku tidak bisa berada disamping mereka. Sejak saat itu hidupku mulai berubah dengan sendirinya.

Hingga hari ini mereka masih mendukungku, apapun keputusanku. Bahkan ketika teman temanku yann sudah masuk kuliah dan aku meminta untuk menundanya selama dua tahun mereka tetap mendukungku. Menerima alasanku dan memintaku untuk tetap kuat dan selalu berdoa untuk semua keinginanku. Sejak awal kuliah aku juga memutuskan untuk membuka kelas dirumah, mereka dengan cepat mendukungku, menyiapkan semua, kelas kecil-kecilan peralatan dan mental. Ibuku bahkan ikut dibelakangku ketika aku mengajar dia akan ikut mengomel ketika satu atau dua anak yang mengangguku. Ibuku berdiri paling depan memarahi siapapun yang menggangu kelasku. Apa aku bilang orang tuaku selalu ada mendukungku.


                Ini foto aku dan mamik, yang sebela kiri mamik ikut menemaniku menjadi pembawa acara di kegiatan Desaku dan yang sebelah kanan belau menemaniku membagi bantuan ke korban gempa Lombok beberapa tahun lalu


Aku sangat mencintai mereka. Beberapa hari yang lalu ibuku bertanya “Loh Tu, kamu ga uploud Youtube lagi? Mana video baru? Hilang nanti penontonnya?” aku nyengir saja mendengar pertanyaannya. Ternyata ibuku menjadi subscriber setia dan penggemar video-video random ku. Pasti dia juga akan ikut menjadi penggemar tulisan-tulisanku di Blog ini hehe. Aku malu tapi biarlah setidaknya semoga dia tidak akan membahas apapun ketika aku sedang dirumah. Semoga

Mamik dan mamak adalah orang yang tidak pernah aku sanggup hidup tanpa mereka, aku belum memikirkan bagaiamana aku bisa tetap bertahan jika mereka tidak ada. Aku sangat bersykur memiliki support system dengan luar biasa hebat seperti mereka. Semoga mamak-mamik selalu bahagia (amin), aku akan berjanji untuk mewujudkan itu.

Oiya, aku ingin sekali memiliki foto romantic bersama mereka, tapi kita bukan keluarga dengan penuh  keromantisan. Jadi mungkin tunggu wisuda nanti deh haha

 




I LOVE YOU MOM AND DAD :*

 

Komentar